Kearifanlokal tidak hanya berasal dari daerah di Indonesia. Namun, juga berbagai bidang, contohnya dalam sistem konservasi tanah dan air. Dilansir dari pemakalah utama 4 berjudul Mengangkat Budaya dan Kearifan Lokal dalam Sistem Konservasi Tanah dan Air, secara etimologi kearifan lokal terdiri dari dua kata.
9Permasalahan Pertanian di Indonesia dan Solusinya. Oleh Materi Pertanian Diposting pada 11 Maret 2022. Pertanian adalah salah satu sektor paling berpengaruh yang menempati posisi kedua terhadap perekonomian Indonesia. Banyak tanah di indonesia yang dijadikan lahan pertanian karena tanahnya yang subur dan iklim yang cocok untuk bercocok tanam
Terumbukarang merupakan ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO 3) khususnya jenis-jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis-jenis moluska, Crustasea, Echinodermata, Polichaeta, Porifera, dan Tunicata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk
BalaiBesar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut (BBPPBL) Gondol, Bali merupakan salah satu lembaga riset yang berada di bawah Departemen Kelautan dan Perikanan Indonesia. BBPPBL memiliki tugas dalam pembudidayaan ikan-ikan laut komoditas penting terutama dalam hal pembenihan dan pembesaran.
BANDUNG Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Institut Teknologi Bandung melaksanakan pelatihan tentang aspek teknis pengelolaan pencemaran udara di perkotaan dan industri. Pada pelatihan sesi kedua, mengangkat topik terkait pengendalian pencemaran udara di perkotaan dan industri oleh Guru Besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkugan ITB Prof. Puji Lestasi, Ph.D, Kamis (16/7) lalu.
PandemiCovid-19 di Indonesia merupakan bagian dari pandemi penyakit koronavirus 2019 (Covid-19) yang sedang berlangsung di seluruh dunia.Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2 (SARS-CoV-2). Kasus positif Covid-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada tanggal 2 Maret 2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang.
. › Humaniora›Indonesia Memulai Pengembangan... Indonesia masih tertinggal dalam pengembangan bioteknologi di bidang kesehatan. Dengan adanya pabrik biofarmasi di Indonesia, diharapkan bisa menjadi titik tolak pengembangan produk biofarmasi di dalam negeri. MUCHLIS JR/BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDENPresiden Joko Widodo ketika berkunjung ke pabrik biofarmasi PT Etana Biotechnologies Indonesia di Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta, Jumat 7/10/2022. JAKARTA, KOMPAS — Produk kesehatan berbasis bioteknologi semakin berkembang di dunia. Dengan jumlah penduduk yang besar serta kebutuhan yang tinggi akan layanan kesehatan, pengembangan dan penelitian bioteknologi kesehatan di Indonesia mutlak dibutuhkan. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sekaligus untuk mewujudkan kemandirian Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, produk farmasi berbasis biologi akan lebih banyak digunakan di masa depan. Bahkan, saat ini jumlah obat-obatan berbasis biologi sudah lebih banyak dikembangkan dan dimanfaatkan dibandingkan dengan obat-obatan berbasis kimia. ”Dan, ke depan, semua negara maju akan ke sana pengembangan bioteknologi. Dubai juga sudah berupaya untuk menjadi hub bioteknologi. Begitu pula dengan Singapura, Korea Selatan, dan Amerika. Kalau kita tidak hati-hati, kita akan kehilangan kesempatan,” katanya di sela-sela acara peresmian pabrik biofarmasi PT Etana Biotechnologies Indonesia di Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta, Jumat 7/10/2022.Baca juga Pengembangan Bioteknologi Kesehatan di Indonesia Masih LemahPabrik biofarmasi PT Etana Biotechnologies Indonesia diresmikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo. Selain Menteri Kesehatan, dalam peresmian tersebut hadir pula Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan serta Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM.Dan, ke depan, semua negara maju akan ke sana pengembangan bioteknologi. Dubai juga sudah berupaya untuk menjadi hub bioteknologi. Begitu pula dengan Singapura, Korea Selatan, dan Amerika. Kalau kita tidak hati-hati, kita akan kehilangan kesempatan. Budi G SadikinMenurut Budi, biodiversitas serta keanekaragaman genomik yang ada di Indonesia seharusnya bisa dimanfaatkan untuk pengembangan produk bioteknologi yang dibutuhkan oleh masyarakat dunia. Itu terutama untuk produk farmasi, seperti obat dan RAMADHANTeknisi laboratorium pada Pusat Penelitian Bioteknologi Universitas Indonesia sedang menyetel peralatan laboratorium, Jumat 6/4. Laboratorium bioteknologi ini merupakan hasil kolaborasi UI dan Daewoong Pharmaceutical, Korea ini, Indonesia masih berada di urutan bawah terkait dengan pengembangan bioteknologi. Merujuk pada data Global Biotechnology Innovation Scorecard 2021, sektor bioteknologi di Indonesia menempati posisi ke-52 dari 54 Utama PT Etana Biotechnologies Indonesia Nathan Tirtana menuturkan, kapasitas sumber daya manusia menjadi tantangan utama dalam pengembangan bioteknologi di Indonesia. Karena itu, upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia harus terus sumber daya manusia dalam negeri sebenarnya tidak kalah dengan sumber daya di negara lain. Namun, keberadaan industri bioteknologi masih minim sehingga pengembangan yang dilakukan menjadi tidak sebab itu, Nathan mengatakan, adanya pabrik biofarmasi PT Etana di Indonesia diharapkan bisa menjadi solusi atas tantangan tersebut. PT Etana telah berkomitmen untuk memproduksi produk farmasi berbasis biologi atau produk biofarmasi, seperti obat dan vaksin. Produk yang dihasilkan juga dipastikan juga Dukung Penelitian Bioteknologi untuk Inovasi KesehatanTransfer teknologi pun telah dilakukan untuk pengembangan teknologi mRNA messenger ribonucleic acid. Pengembangan teknologi mRNA ini merupakan yang pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Selain untuk vaksin, teknologi mRNA juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan obat, seperti obat untuk kanker dan tuberkulosis TBC.KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANASuasana aktivitas pekerja di laboratorium PT Evergen Resources di Desa Mororejo, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Kamis 25/7/2019. Perusahaan bioteknologi berbasis mikroalga, yang diresmikan Menteri Kesehatan Nila Moeloek, itu menghasilkan bahan aktif antioksidan Astaxanthin dengan merek AstaLuxe, yang menjadi bahan obat dan kosmetik.”Mengapa kita berani untuk membangun pabrik ini? Itu karena ada makna yang luar biasa untuk memajukan kemandirian bangsa sekaligus untuk memenuhi kebutuhan di negara berkembang, di Asia Tenggara, hingga dunia,” tutur menyampaikan, akses masyarakat pada produk farmasi yang berkualitas juga menjadi lebih mudah dan terjangkau. Setidaknya, jika produk farmasi berbasis biologi bisa diproduksi di dalam negeri, harga yang ditawarkan bisa ditekan hingga 60 menuturkan, sebagai langkah awal, target jangka pendek dari pengembangan bioteknologi di PT Etana akan diwujudkan melalui produksi vaksin Covid-19 dengan platform mRNA. Selain vaksin mRNA generasi pertama, vaksin yang dikembangkan yakni vaksin trivalen yang mengandung tiga galur virus SARS-CoV-2, yakni Delta, dan juga Pemanfaatan Tanaman Bioteknologi Masih Terkendala”Dengan kemampuan Indonesia mengembangkan vaksin dengan platform mRNA seharusnya tidak ada lagi ketakutan untuk menghadapi pandemi di masa depan. Kita bisa memproduksi vaksin secara cepat dengan teknologi ini,” menuturkan, pengembangan bioteknologi akan didorong sebagai proyek strategis nasional. Bioteknologi tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk produk kesehatan, tetapi juga pertanian dan peternakan. Dengan begitu, ketahanan pangan dan ketahanan kesehatan di Indonesia bisa semakin kuat. EditorALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
TOKOHKITA. Potensi produksi lestari akuakultur Indonesia sekitar 100 juta ton per tahun. Namun, potensi produksi lestari tersebut ada batasnya, sesuai dengan daya dukung lingkungan mikro kolam maupun makro kawasan. Maka, pada titik inilah, bioteknologi kelautan mampu melipatgandakan produktivitas usaha akuakultur. Demikian disampaikan Rokhmin Dahuri, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University, saat saat menjadi narasumber Seminar “Blue Biotechnology dalam Pengembangan Ekonomi Biru Indonesia,” yang dilaksanakan Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Badan Riset SDM Kelautan dan Perikanan BBRP2BKP secara daring, Senin 28/6/2021.Menurut Rokhmin, peningkatan volume produksi ikan untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat, dapat dilakukan melalui pengembangan perikanan budidaya akuakultur dan bioteknologi kelautan marine biotechnology.Dengan bioteknologi kelautan, ikan dan biota laut lainnya tidak hanya bermanfaat sebagai bahan pangan khususnya protein hewani, tetapi juga dapat diekstrak senyawa bioaktif bioactive compound-nya sebagai bahan baku untuk industri farmasi, functional foods, kosmetik, cat, film, bioenergy, dan berbagai macam jenis industri lainnya. "Dengan bioteknologi kelautan melalui teknik bioremediasi dapat mengatasi atau memulihkan ekosistem perairan yang tercemar," terang Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan memaparkan sumber industri bioteknologi kelautan IBT adalah keanekaragaman hayati laut. Karena Indonesia memiliki marine biodiversity terbesar di dunia, maka mestinya Indonesia lah sebagai produsen IBT terbesar nomor satu di dunia."Namun, hingga kini IBT Indonesia masih tertinggal jauh dari negara-negara dengan potensi bioteknologi kelautan yang jauh lebih kecil, seperti Malaysia, Thailand, China, Korea Selatan, dan Australia," berkembangnya IBT di dalam negeri karena masih menghadapi banyak permasalahan dan tantangan. Pertama, pada umumnya, R & D bioteknologi kelautan perlu waktu lama sekitar 5– 10 tahun dan biaya relatif mahal untuk menghasilkan produk farmasi, kosmetik, bioenergy, spesies unggul, microba untuk bioremediasi, dan sebagian besar sektor swasta industri kurang atau tidak memiliki jiwa nasionalisme, sehingga mereka lebih senang membeli produk teknologi impor dari pada mengembangkan scaling up dari hasil penelitian pada tahap invention prototipe menjadi produk teknologi komersial innovation. "Masih ada persepsi negatif tentang produk bioteknologi kelautan, yang dikhawatirkan membahayakan organisme lain dan ekosistem alam," jelas sisi lain, ekosistem inovasi, khususnya untuk IBK belum terwujud akibat SDM peneliti dan perekayasa yang minim. Kemudian, prasarana dan sarana R & D, anggaran insentif dan disinsentif, kebijakan politik–ekonomi, yang belum baik. Sehingga, linkages antar sub-sistem tersebut juga belum terwujud. Untuk menjawab persoalan tersebut, Rokhmin pun menyodorkan strategi pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia. Pertama, evitalisasi industri bioteknologi kelautan existing. Kedua, pengembangan industri pakan feed berbasis microalgae dan biota laut lainnya. Ketiga, pengembangan industri functional food healthy food & beverages, farmasi, dan kosmetik berbasis macroalgae rumput laut, microalgae, chitin and chitosan, dan sisik atau kulit ikan. Keempat, pengembangan biofuel berbasis microalgae. Kelima, genetic engineering untuk menghasilkan induk dan benih ikan, udang, kepiting, moluska, rumput laut, tanaman pangan, dan biota lainnya yang unggul.
Bagaimanakah Upaya Pengembangan Industri Bioteknologi Kelautan Di Indonesia – Di Indonesia, industri bioteknologi kelautan berkembang pesat seiring dengan pertumbuhan populasi manusia dan kebutuhan akan sumber daya alam. Banyak industri yang memanfaatkan bioteknologi kelautan untuk meningkatkan produktivitas, dan berbagai macam upaya telah dilakukan untuk mempromosikan pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia. Salah satu upaya untuk mengembangkan industri bioteknologi kelautan di Indonesia adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan bioteknologi kelautan. Para ahli bioteknologi dan pendidik harus bekerja sama untuk menyebarkan informasi tentang bioteknologi kelautan kepada masyarakat. Masyarakat harus diberikan kesempatan untuk memahami pentingnya bioteknologi kelautan dan bagaimana hal itu dapat meningkatkan produktivitas industri di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga harus melakukan upaya untuk mendorong pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia. Pemerintah harus mengambil inisiatif untuk meningkatkan investasi dalam bioteknologi kelautan, seperti dengan meningkatkan dana untuk penelitian dan pengembangan, memberikan insentif kepada perusahaan yang menggunakan teknologi bioteknologi kelautan, dan menciptakan kebijakan yang mendukung pengembangan industri bioteknologi kelautan. Selain itu, ketersediaan sumber daya manusia yang berpengalaman dan kompeten dalam bioteknologi juga sangat penting untuk mengembangkan industri bioteknologi kelautan di Indonesia. Pemerintah harus berupaya untuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan ahli bioteknologi kelautan di Indonesia. Pendidikan dan pelatihan ini harus menekankan pentingnya bioteknologi kelautan dan bagaimana hal itu dapat membantu meningkatkan produktivitas industri di Indonesia. Pemerintah juga harus berupaya untuk meningkatkan keterbukaan informasi di bidang bioteknologi kelautan agar industri bioteknologi kelautan di Indonesia dapat berkembang lebih cepat dan lebih efisien. Dengan meningkatkan akses ke informasi bioteknologi kelautan, para ahli bioteknologi akan dapat dengan lebih mudah mendapatkan informasi yang relevan untuk pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia. Dengan berbagai upaya yang telah disebut di atas, diharapkan pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia dapat terus berkembang dengan cepat. Upaya-upaya ini akan membantu meningkatkan produktivitas industri di Indonesia dan juga meningkatkan akses masyarakat ke sumber daya alam yang berasal dari lautan. Dengan demikian, industri bioteknologi kelautan di Indonesia akan dapat terus tumbuh dan berkembang seiring dengan pertumbuhan populasi manusia dan kebutuhan akan sumber daya alam. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Bagaimanakah Upaya Pengembangan Industri Bioteknologi Kelautan Di – Meningkatkan kesadaran masyarakat akan bioteknologi – Mendorong pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia melalui investasi dan – Meningkatkan ketersediaan sumber daya manusia yang berpengalaman dan kompeten dalam – Meningkatkan keterbukaan informasi di bidang bioteknologi – Menciptakan kebijakan yang mendukung pengembangan industri bioteknologi – Menyebarkan informasi tentang bioteknologi kelautan kepada masyarakat – Meningkatkan kesadaran masyarakat akan bioteknologi kelautan Bioteknologi Kelautan merupakan teknologi yang digunakan untuk memanfaatkan sumber daya biologis laut untuk berbagai tujuan, termasuk untuk memproduksi pangan, minyak, obat-obatan, dan bahan kimia lainnya. Di Indonesia, bioteknologi kelautan merupakan salah satu dari sektor utama yang menyumbang pada perekonomian nasional. Di samping itu, bioteknologi kelautan juga menawarkan peluang untuk mengembangkan teknologi baru yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Dengan demikian, penting bagi pemerintah untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk memfasilitasi pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan bioteknologi kelautan. Hal ini penting karena memungkinkan masyarakat untuk mengetahui potensi yang dimiliki oleh industri ini, serta dampak yang ditimbulkan oleh pemanfaatannya. Untuk tujuan ini, pemerintah dapat mengadakan program edukasi yang difokuskan pada bioteknologi kelautan, sehingga masyarakat dapat memahami potensi dan implikasi dari industri ini. Selain itu, pemerintah juga dapat bekerja sama dengan industri bioteknologi kelautan, untuk melakukan aktivitas promosi yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bioteknologi kelautan. Selain itu, pemerintah juga dapat meningkatkan akses terhadap sumber daya dan infrastruktur yang diperlukan untuk mengembangkan industri bioteknologi kelautan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa sumber daya dan infrastruktur yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan industri ini. Selain itu, pemerintah juga dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi para pelaku industri bioteknologi kelautan, dengan memberlakukan regulasi yang berlaku di bidang ini, serta memberikan dukungan berupa insentif untuk para pelaku industri. Pemerintah juga dapat memfasilitasi kerjasama antara para pelaku industri bioteknologi kelautan, dengan menciptakan lembaga atau forum yang bertujuan untuk mempromosikan inovasi dan pengembangan di bidang ini. Hal ini penting untuk meningkatkan akses terhadap informasi dan teknologi yang relevan, serta memfasilitasi kerjasama antar pelaku industri, yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan kualitas produksi dan kapasitas produksi. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan memfasilitasi akses terhadap sumber daya pendidikan di bidang bioteknologi kelautan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa para pelaku industri memiliki akses yang memadai terhadap sumber daya yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas produksi. Selain itu, pemerintah juga dapat menciptakan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para pelaku industri bioteknologi kelautan, dengan cara memberikan dukungan berupa pelatihan dan bantuan teknis. Upaya untuk pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia tidak dapat terlepas dari peran masyarakat. Karena itu, penting bagi pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bioteknologi kelautan. Dengan memahami potensi dan implikasi dari industri ini, masyarakat akan lebih mudah menerima dan mendukung upaya-upaya pengembangan industri bioteknologi kelautan. Dengan demikian, upaya-upaya tersebut di atas dapat membantu memfasilitasi pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia. – Mendorong pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia melalui investasi dan insentif Upaya pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia telah menjadi salah satu inisiatif penting bagi pemerintah untuk meningkatkan daya saing nasional dan ketahanan ekonomi. Bioteknologi kelautan merupakan teknologi yang berfokus pada kondisi di laut dan menggunakan organisme hidup sebagai sumber untuk menghasilkan produk dan layanan yang bermanfaat untuk manusia. Bioteknologi kelautan dapat digunakan untuk mengembangkan produk dan layanan baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan ekonomi Indonesia, serta meningkatkan konservasi sumber daya alam. Untuk mendukung pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia, pemerintah telah mengambil beberapa langkah strategis. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mendorong investasi dan insentif. Investasi dan insentif dapat membantu meningkatkan peluang pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia. Investasi dapat berupa investasi swasta, atau bantuan pemerintah, yang dapat digunakan untuk mendanai proyek-proyek bioteknologi kelautan. Insentif, di sisi lain, dapat mencakup berbagai bentuk, termasuk bebas pajak, insentif fiskal, insentif teknologi, dan lainnya. Insentif ini dapat memberikan tambahan daya tarik bagi investor dan entrepreneur untuk berinvestasi di sektor bioteknologi kelautan. Selain itu, pemerintah juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan bioteknologi kelautan, yang bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat dan membantu meningkatkan daya tarik investasi dan insentif. Ini dapat dilakukan dengan menyebarkan informasi tentang bioteknologi kelautan dan manfaatnya melalui media, seperti media cetak dan elektronik, dan melalui program edukasi dan pelatihan. Pemerintah juga dapat meningkatkan akses ke sumber daya bioteknologi kelautan, seperti perpustakaan, pusat informasi, dan laboratorium. Peningkatan akses akan memungkinkan lebih banyak orang untuk menggunakan teknologi dan mengembangkan produk dan layanan baru. Kemudian, pemerintah juga dapat meningkatkan koordinasi antar sektor dalam pengembangan industri bioteknologi kelautan. Ini melibatkan meningkatkan hubungan antar pemangku kepentingan, seperti pemerintah, mahasiswa, peneliti, dan industri. Hal ini dapat membantu untuk menciptakan ekosistem yang kondusif untuk pengembangan industri bioteknologi kelautan. Dengan melakukan koordinasi antar sektor, pemerintah dapat memastikan bahwa inisiatif yang berbeda dapat berkolaborasi dan memanfaatkan kekuatan masing-masing untuk meningkatkan pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia. Dengan demikian, upaya pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia melalui investasi dan insentif merupakan bagian penting dari strategi pemerintah untuk meningkatkan daya saing nasional dan ketahanan ekonomi. Peningkatan investasi dan insentif dapat membantu meningkatkan peluang pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan bioteknologi kelautan, meningkatkan akses ke sumber daya bioteknologi kelautan, dan meningkatkan koordinasi antar sektor untuk mendukung pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia. – Meningkatkan ketersediaan sumber daya manusia yang berpengalaman dan kompeten dalam bioteknologi Industri bioteknologi kelautan di Indonesia telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang signifikan di sektor bioteknologi, khususnya di wilayah kelautan, yang membuat para pemerintah dan pengusaha tertarik untuk mengembangkan sektor ini. Oleh karena itu, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendorong pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia. Salah satu upaya yang paling penting dalam pengembangan industri ini adalah meningkatkan ketersediaan sumber daya manusia yang berpengalaman dan kompeten dalam bioteknologi. Pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia tidak akan berhasil tanpa sumber daya manusia yang berpengalaman dan kompeten dalam bioteknologi. Sumber daya manusia ini akan dibutuhkan untuk berbagai kegiatan, mulai dari riset dan pengembangan, pengawasan produksi, pemasaran, hingga pengelolaan kebijakan. Oleh karena itu, pemerintah harus menyediakan fasilitas dan layanan yang memungkinkan para profesional bioteknologi untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Salah satu cara untuk meningkatkan ketersediaan sumber daya manusia yang berpengalaman dan kompeten dalam bioteknologi adalah dengan menyediakan program pendidikan yang tepat. Program pendidikan ini harus mencakup berbagai aspek bioteknologi, mulai dari pemahaman dasar hingga aplikasi yang lebih tinggi. Program pendidikan ini harus disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa, serta mencakup pemahaman konsep, teknik, dan pelatihan praktik. Pengembangan sumber daya manusia ini juga harus diikuti dengan pelatihan yang terus menerus, yang dapat membantu para profesional bioteknologi untuk tetap berada di puncak keterampilan mereka. Selain itu, pemerintah juga harus menyediakan insentif untuk mendorong profesional bioteknologi untuk berkontribusi dalam industri bioteknologi kelautan di Indonesia. Ini bisa dilakukan dengan menyediakan insentif keuangan untuk para profesional bioteknologi yang berprestasi dan memiliki keterampilan yang relevan. Pemerintah juga dapat menyediakan insentif untuk para pelaku industri yang memberikan tempat kerja bagi para profesional bioteknologi. Selain itu, pemerintah juga harus meningkatkan akses ke teknologi dan alat bioteknologi yang dibutuhkan untuk mengembangkan industri bioteknologi kelautan di Indonesia. Ini bisa dilakukan dengan menyediakan layanan jaringan dan teknologi informasi, seperti akses internet dan akses ke layanan berbagi data. Akses ke teknologi dan alat bioteknologi yang baik akan memungkinkan para profesional bioteknologi untuk mengembangkan keterampilan mereka dan meningkatkan efisiensi produksi. Upaya lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan ketersediaan sumber daya manusia yang berpengalaman dan kompeten dalam bioteknologi adalah dengan meningkatkan kemampuan pengawasan dan regulasi di sektor bioteknologi kelautan. Pengawasan dan regulasi yang baik dapat membantu para profesional bioteknologi untuk beroperasi dengan aman dan efisien, serta memastikan bahwa industri bioteknologi kelautan beroperasi sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Pengembangan industri bioteknologi di Indonesia membutuhkan kerja sama yang kuat antara pemerintah, industri, dan akademisi untuk mencapai tujuan bersama. Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah dengan meningkatkan ketersediaan sumber daya manusia yang berpengalaman dan kompeten dalam bioteknologi. Dengan program pendidikan yang tepat, pelatihan terus menerus, dan insentif keuangan, para profesional bioteknologi akan dapat berkontribusi secara signifikan dalam pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia. – Meningkatkan keterbukaan informasi di bidang bioteknologi kelautan Industri bioteknologi kelautan di Indonesia telah berkembang pesat akhir-akhir ini. Menurut Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT, industri ini telah menghasilkan lebih dari US$1 miliar dalam nilai tahunan. Selain itu, industri bioteknologi kelautan di Indonesia juga telah menyumbang sekitar 15 persen dari total PDB perikanan Indonesia. Industri ini juga telah menciptakan banyak lapangan pekerjaan dan pendapatan bagi masyarakat. Untuk memastikan bahwa industri bioteknologi kelautan di Indonesia terus berkembang dan berdaya saing, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan keterbukaan informasi di bidang bioteknologi kelautan. Keterbukaan informasi di bidang bioteknologi kelautan dapat dicapai dengan cara-cara seperti Pertama, meningkatkan aksesibilitas informasi bioteknologi kelautan. Hal ini bisa dilakukan dengan menyediakan akses ke berbagai sumber informasi bioteknologi kelautan, baik secara online maupun secara offline. Aksesibilitas informasi ini akan membantu para peneliti dan pengusaha kelautan untuk dengan mudah menemukan informasi yang relevan dan akurat yang dapat membantu mereka dalam mengembangkan produk dan layanan di bidang bioteknologi kelautan. Kedua, memperluas jaringan komunikasi di antara pelaku industri bioteknologi kelautan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan seminar dan konferensi yang berkaitan dengan bioteknologi kelautan, mengundang para ahli dan praktisi di bidang ini, dan menyediakan platform komunikasi yang memungkinkan para ahli dan praktisi di bidang bioteknologi kelautan untuk berbagi informasi dan ide. Ketiga, mengembangkan program pembelajaran bioteknologi kelautan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pelaku industri bioteknologi kelautan, sehingga mereka dapat lebih memahami dan mengaplikasikan teknologi-teknologi di bidang bioteknologi kelautan. Program pembelajaran ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan para pelaku industri bioteknologi kelautan tentang teknologi yang ada. Keempat, mengembangkan tata kelola yang baik untuk industri bioteknologi kelautan. Tata kelola yang baik diperlukan untuk menjamin adanya kesinambungan dan keseragaman dalam industri bioteknologi kelautan, serta memastikan bahwa industri ini menghasilkan produk dan layanan yang berkualitas. Dengan meningkatkan keterbukaan informasi di bidang bioteknologi kelautan, diharapkan industri bioteknologi kelautan di Indonesia dapat terus berkembang dan berdaya saing. Dengan demikian, industri ini dapat terus membawa kemakmuran bagi masyarakat Indonesia. – Menciptakan kebijakan yang mendukung pengembangan industri bioteknologi kelautan Industri bioteknologi kelautan merupakan salah satu industri yang sedang berkembang pesat di Indonesia. Tidak hanya memiliki potensi untuk meningkatkan produksi dan kualitas produk, tetapi juga memiliki peluang untuk meningkatkan nilai tambah yang dihasilkan dari produksi. Oleh karena itu, perlunya upaya pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia untuk memastikan bahwa industri ini dapat berkembang dan berhasil. Salah satu upaya pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia adalah dengan menciptakan kebijakan yang mendukung pengembangan industri bioteknologi kelautan. Kebijakan ini harus mencakup aspek penelitian dan pengembangan, kerangka regulasi, perencanaan dan pembiayaan, dan strategi pendanaan. Kebijakan ini juga harus memperhatikan peraturan dan perundangan yang berlaku di Indonesia, serta memastikan bahwa setiap kebijakan yang dibuat memenuhi kriteria yang memadai untuk memastikan keberhasilan industri bioteknologi kelautan di Indonesia. Kebijakan ini harus memastikan bahwa penelitian dan pengembangan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan produksi dan kualitas produk di industri bioteknologi kelautan. Kebijakan ini juga harus mencakup aspek regulasi untuk memastikan bahwa industri ini beroperasi sesuai dengan aturan yang berlaku. Perencanaan dan pembiayaan juga merupakan bagian penting dari kebijakan ini, karena ini akan memastikan bahwa industri bioteknologi kelautan dapat beroperasi dengan baik, serta dapat meningkatkan produksinya. Kebijakan ini juga harus mencakup aspek strategi pendanaan untuk memastikan bahwa industri bioteknologi kelautan di Indonesia dapat memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk beroperasi dengan baik. Kebijakan ini juga harus memastikan bahwa setiap sumber daya yang disediakan untuk pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia dapat digunakan dengan efisien dan efektif. Hal ini penting untuk memastikan bahwa sumber daya yang tersedia digunakan untuk meningkatkan produksi dan kualitas produk di industri bioteknologi kelautan di Indonesia. Kebijakan yang mendukung pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia harus mencakup aspek-aspek tersebut di atas untuk memastikan bahwa industri ini dapat beroperasi dengan baik, serta dapat meningkatkan produksi dan kualitas produknya. Dengan melakukan hal ini, industri bioteknologi kelautan di Indonesia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, dan dapat meningkatkan nilai tambah yang dihasilkan dari produksinya. – Menyebarkan informasi tentang bioteknologi kelautan kepada masyarakat Bioteknologi kelautan merupakan cabang bioteknologi yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya laut yang ada dalam ekosistem laut untuk mengembangkan produk yang berguna bagi manusia. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar dalam bidang bioteknologi kelautan. Oleh karena itu, upaya pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia penting untuk dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian nasional. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menyebarkan informasi tentang bioteknologi kelautan kepada masyarakat. Menyebarkan informasi tentang bioteknologi kelautan kepada masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai teknologi ini. Dengan mengetahui manfaat dan potensi bioteknologi kelautan, masyarakat akan lebih tertarik untuk berinvestasi dalam usaha yang berhubungan dengan teknologi ini. Hal ini dapat membantu dalam meningkatkan perekonomian nasional melalui peningkatan investasi dan meningkatkan keterampilan dan keterampilan masyarakat yang diperlukan untuk mengembangkan industri ini. Selain itu, menyebarkan informasi tentang bioteknologi kelautan juga bertujuan untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang potensi bioteknologi kelautan, masyarakat dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dengan memanfaatkan sumber daya laut yang ada di Indonesia. Ini juga akan membantu dalam mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia secara keseluruhan. Untuk menyebarkan informasi tentang bioteknologi kelautan, pemerintah dan organisasi swasta dapat berkolaborasi untuk membuat strategi pemasaran yang tepat. Media seperti televisi, radio, majalah, koran, dan internet dapat digunakan untuk menyebarkan informasi. Pemerintah juga dapat berpartisipasi dalam pelatihan dan lokakarya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bioteknologi kelautan. Selain itu, pemerintah juga dapat berpartisipasi dalam meningkatkan akses informasi tentang bioteknologi kelautan di sekolah, universitas, dan institusi lain. Dengan meningkatkan akses informasi, masyarakat akan lebih mudah untuk mempelajari teknologi ini. Hal ini akan membantu dalam meningkatkan minat dalam bidang ini dan meningkatkan jumlah yang berkualitas tinggi dari pekerja yang memiliki keterampilan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan industri bioteknologi kelautan. Kesimpulannya, menyebarkan informasi tentang bioteknologi kelautan kepada masyarakat merupakan upaya penting dalam pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia. Dengan meningkatkan kesadaran publik mengenai potensi dan manfaat bioteknologi kelautan, masyarakat dapat memanfaatkan potensi ini untuk meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Pemerintah dan organisasi swasta dapat berpartisipasi dalam menyebarkan informasi tentang bioteknologi kelautan melalui berbagai media, pelatihan, dan akses informasi yang tersedia.
Kesehatan laut menjadi satu dari lima bidang implementasi keberlanjutan perekonomian laut. Kondisi kesehatan laut Indonesia dinilai cukup baik dengan penghitungan model OHI dan IKLI dibandingkan nilai kesehatan laut global Namun ada tantangan di penghitungan nilai kekayaan yang terintegrasi dengan dampak sosial ekologis masyarakat. Kesehatan dan kekayaan laut adalah sejumlah hal yang dibahas dalam seminar Sustainable Ocean Economy di Indonesia pada 30-31 Maret 2021. Peneliti merekomendasikan fokus menangani sejumlah hal krusial pada sektor kelautan dan perikanan yang berdampak langsung pada kemiskinan, terutama warga pesisir. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memanfaatkan kekayaan laut Indonesia untuk pembangunan dan kemakmuran nasional dengan prinsip keberlanjutan ekonomi Sustainable Ocean Economy. Keberlanjutan perekonomian laut Sustainable Ocean Economy disebut sebagai salah satu solusi untuk mewujudkan keseimbangan antara perlindungan ekosistem laut, pembangunan ekonomi kelautan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dari pemanfaatan laut. Terdapat lima bidang dalam implementasi sustainable ocean economy. Di antaranya ocean wealth kekayaan laut, ocean health kesehatan laut, ocean equity keadilan dalam pendistribusian manfaat laut, ocean knowledge pengetahuan tentang laut, dan ocean finance pembiayaan upaya penyehatan dan pengelolaan sumber daya kelautan. Dari sisi kesehatan laut ocean health, terdapat panduan kondisi laut global yang disebut Ocean Health Index OHI. Indonesia sendiri mengadopsi panduan OHI tersebut melalui Indeks Kesehatan Laut Indonesia IKLI. Pada 2019, nilai skor IKLI lebih tinggi dibanding OHI. Sedangkan pada tahun 2018, berdasarkan OHI, skor Indonesia adalah 65, lebih rendah dibanding rata-rata global dengan skor 71. Sedangkan skor IKLI yang mengadopsi sebagian besar variabel OHI menghasilkan skor lebih besar yakni 75. Victor Nikijuluw, panel ahli penghitungan OHI dan IKLI dari lembaga lingkungan Conservation International CI Indonesia menyebut IKLI menggunakan variabel lebih sedikit yakni 40 dibanding OHI yang menilai 60 variabel lingkungan laut. Bagaimana independensi dan objektivitas IKLI dan OHI ini dibahas dalam diskusi terfokus tentang kesehatan laut atau ocean health dalam seminar hari kedua bertajuk Menuju Sustainable Ocean Economy di Indonesia secara daring pada 31 Maret 2021. Dihelat oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia Ocean Justice Initiative, serta Kedutaan Norwegia untuk Indonesia. baca Menghitung Indeks Kekayaan Laut Indonesia untuk Perikanan Keberlanjutan Ilustrasi. Aktivitas nelayan di tempat pelelangan ikan di Kota Rembang, Jawa Tengah. Foto Donny Iqbal/Mongabay Indonesia Independensi OHI menurutnya tinggi karena dikerjakan tiga pihak yakni pemerintah, universitas, dan swasta/LSM. Tindak lanjutnya berupa sosialisasi, aplikasi di seluruh propinsi, dan evaluasi metode berdasarkan umpan balik, dan pengembangan metode dinamis. Angka dan metodelogi saat ini menurut Victor masih statis. Victor menyebut IKLI mengadopsi OHI tapi dengan penyesuaian tujuan dan indikator di Indonesia. Nilai estimasi IKLI berdasar 10 tujuan laut, yakni sebagai sumber pangan, kesempatan berusaha dan bekerja bagi perikanan tradisional, laut sebagai sumber produk alami, laut sebagai penyimpan karbon, perlindungan pesisir, wisata bahari, perairan bersih, keanekaragaman hayati, dan lainnya. OHI dikembangkan sekitar 9 tahun lalu dan digunakan 200 negara yang dihitung tiap tahun untuk menggambarkan tingkat kesehatan lingkungan laut. Angka skor adalah kumulatif dari 60 variabel di tingkat global dengan 10 tujuan. OHI disebut sudah digunakan berbagai lembaga global, misal jadi bagian SDGs, World Economic Forum, dan lainnya. “Sejak 4 tahun lalu, CI memperkenalkan OHI di Indonesia, sudah diadopsi Kemenko Marves Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi dan ditindaklanjuti dengan IKLI,” jelas Victor. Skor OHI Indonesia 65, menurutnya cukup baik karena di atas 50 tapi lebih rendah dibanding global, 71. Dengan skor itu, Indonesia ada di ranking 137 dari 221 negara yang memiliki zona ekonomi eksklusif ZEE. Sebelumnya Indonesia pernah dapat skor 67. Skor tertinggi ada di variabel produk alami, perlindungan pesisir, dan biodiversitas skor 85-91. Walau secara perhitungan indeks kesehatan laut tak buruk, sejumlah peneliti memberikan catatan soal masa depan laut dan pesisir. baca juga Perikanan Berkelanjutan, Pencapaian Diantara Banyaknya Tantangan. Begini Ceritanya.. Perahu ketek masih menjadi angkutan utama di Sungai Musi untuk jakur Palembang Ilir dan Palembang Ulu. Foto Ikral Sawabi Prof Jatna Supriatna, ahli biologi kelautan dari Universitas Indonesia mengatakan tantangan besar adalah perubahan iklim. Dampaknya sangat besar, misalnya pemutihan karang, termasuk karena sampah laut. Hal ini terjadi di kawasan biodiversitas tinggi Indonesia. Saat ini terjadi kenaikan suhu global satu derajat dibandingkan tahun 1990. “Mencairnya es di kutub termasuk di Pegunungan Jayawijaya, Papua,” sebutnya. Apabila terjadi kenaikan suhu global dua derajat, hutan hujan tropis berkurang dan berdampak menipisnya cadangan makanan hewan. Naik tiga derajat, pohon tak lagi menahan karbondioksida dan manusia menghadapi polutan. Rob di Jakarta dan sejumlah kawasan pesisir menunjukkan meningkatnya level air laut yang berdampak pada 160 km2 atau 24% luas Jakarta pada 2050. Jatna mengajak dilakukan studi interdisiplin dan para ahli harus mulai melihat apa yang harus diprioritaskan. “Misal masyarakat miskin, bukan ekspor sumberdaya,” Jatna mencontohkan. Estimasi jasa lingkungan yang tinggi seperti jutaan dollar dari blue carbon, apakah mampu dimanfaatkan masyarakat? Ia mengajak memperluas inisiatif yang berhasil di Raja Ampat untuk diaplikasikan di tempat lain. perlu dibaca Perikanan Berkelanjutan untuk Masa Depan Laut Dunia Panorama bawah laut dengan keanekaragaman hayati dan biota lautnya di perairan Raja Ampat, Papua Barat. Foto Paul Hilton/ Greenpeace Kekurangan Data untuk Nilai Kekayaan Laut Sementara itu di sesi diskusi bertajuk Ocean Wealth kemakmuran dari laut pada seminar yang sama, sejumlah pihak membahas bagaimana kekayaan laut dihitung. Namun ada kesenjangan data karena sebagian tak tersedia untuk menghitung kekayaan laut yang lebih inklusif. Etjih Tasriah dari Badan Pusat Statistik BPS mengatakan sedang menggabungkan data sektoral ke dalam System of Environmental Economic Accounting SEEA agar terintegrasi. SEEA diyakini menyatukan setiap blok yang merepresentasikan ekonomi-lingkungan yang terintegrasi. Ada juga Sistem Terintegrasi Neraca Lingkungan dan Ekonomi Sisnerling publikasi BPS tentang dampak pembangunan ekonomi terhadap ketersediaan sumberdaya alam. Laporan ini menyajikan data stok sumberdaya alam serta perubahannya dari waktu ke waktu mulai kayu, lahan, mineral, dan energi. Saat ini baru mulai menghitung sumber daya kelautan yang dilakukan bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Lapan, Badan Informasi Geospasial BIG, Ditjen Kekayaan Negara Kemenkeu, dan lembaga riset. Pada 2017, BPS dengan Kemenko Marves menyediakan indikator kemaritiman misal Produk Domestik Bruto PDB Maritim dengan cakupan perikanan, ESDM, dan bioteknologi. Angka PDB Maritim 2017 sebesar Rp749,8 Triliun, lebih besar dari 2015 sebesar Rp708 Triliun. baca Laut Indonesia Butuh Teknologi dan Data Akurat Produk Domestrik Bruto PDB dari sektor kelautan Indonesia pada kurun 2010 – 2016. Sumber BPS Pada 2020, publikasi ini mengusung tema Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir karena isu blue carbon. Menyediakan statistik perubahan iklim, profil masyarakat pesisir, dampak perubahan iklim pada ekologi laut, dan kunci karbon biru. Untuk kajian mendalam Ocean Accounts 2021, BPS masih mempelajari literatur Ocean Accounting for Sustainable Development yang dikeluarkan oleh Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia dan Pasifik PBB UN ESCAP, dan membuat FGD lintas lembaga. Disepakati untuk menentukan prioritas dan identifikasi kesenjangan data. Ocean Accounts ini adalah kompilasi informasi yang terstruktur, konsisten, dan bisa dibandingkan. Meliputi peta, data, statistik, indikator laut dan pesisir termasuk sosial, serta aktivitas ekonomi. Ada puluhan item data yang belum tersedia yang sudah diidentifikasi. Misalnya adalah stok sumberdaya ikan dan biota laut, pertumbuhan alami pada stok ikan dan biota laut, tingkat keasaman menurut tipe ekosistem, aksesibilitas menurut tipe ekosistem, dan limbah plastik menurut tipe ekosistem. “Tantangannya memenuhi data yang belum ada,” sebut Etjih. Tantangan lain adalah sinergi memperkuat kapasitas statistik, penilaian aset sumber daya dan laut dan pesisir, pemilihan metode valuasi jasa ekosistem untuk menghitung nilai moneter/jasa lingkungan. baca juga Mengungkap Potensi Sumber daya Laut Indonesia dari Teropong Riset Estimasi nilai ekonomi Kelautan Indonesia. Potensi Bioteknologi Laut Prof Ocky Karna Radjasa dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI mengingatkan selain jasa lingkungan kini juga berkembang pesat bioteknologi kelautan termasuk potensi obat-obatan. “Say no to drugs, but say yes to marine drugs,” katanya bersemangat. Potensi laut sangat tinggi untuk sektor kesehatan seperti farmakologi dan lainnya. Saat ini pihaknya sedang mendalami potensi mikro dan makroalgae untuk strain asli Indonesia. Secara infrastruktur pun, LIPI sudah merampungkan sejumlah sarana dengan nilai tinggi. Misalnya fasilitas riset Bioindustri Laut Mataram senilai Rp100 milyar yang sudah rampung di Gili, NTB. Ada juga pembangunan infrastruktur laboratorium material terintegrasi senilai Rp250 milyar. Ia mengajak peneliti mengakses fasilitas Repositari Ilmiah Nasional, semacam bank data gratis dan tak terbatas untuk menyimpan data penelitian dalam bentuk gambar, file, atau video. Data bisa bersifat terbuka, semi tertutup, atau tertutup. Ocky juga mengajak peneliti memanfaatkan sarana National Oceanic Research Fleet 2020-2025 yang menggunakan kapal Baruna Jaya untuk transfer pengatahuan dan ekspedisi. Kapal laut dengan yang memenuhi kebutuhan riset seperti marine geoscience, hydrography, oceanography and atmospheric. Saat ini sedang ekspedisi Indonesia Timur bersama sejumlah peneliti selama 72 hari. Sedangkan Arif Havas Oegroseno, Dubes RI untuk Jerman menyebut anggaran KKP sekitar Rp6,6 Triliun, tak cukup untuk kebutuhan semua. Harus mengundang investasi. Sedangkan Nanik Hendiati Deputi Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves mengingatkan tantangan saat ini. Dari data KKP, LIPI, dan KLHK sekitar 38% perikanan laut nasional ditangkap berlebih, sepertiga terumbu dalam kondisi kritis, dan ekosistem mangrove degradasi 50 ribu ha/tahun. Artikel yang diterbitkan oleh
Bagaimanakah upaya pengembangan industri bioteknologi kelautan di Indonesia? Jawab Pengembangan industri bioteknologi kelautan yang meliputi sebagai berikut. Genetic engineering ramah lingkungan untuk menghasilkan bibit dan benih unggul. Industri pakan ikan dan ternak berbasis mikroalga. Ekstraksi senyawa bioaktif dari biota laut untuk bahan baku industri makanan dan minuman, farmasi, kosmetik, dan lain-lain. Industri biofuel dari mikroalga. Potensi ekonomi industri ini diperkirakan empat kali nilai ekonomi industri teknologi informasi Ministry of Maritime Affairs and Fisheries, Korea Selatan 2002. - Jangan lupa komentar & sarannya Email nanangnurulhidayat
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia baik dalam ukuran maupun populasi, Indonesia sangat bergantung pada sumber daya laut untuk makanan, mata pencaharian, dan nilai-nilai budaya. Lautan Indonesia adalah rumah dari terumbu karang dan mangrove terbesar di dunia dan salah satu produsen makanan laut terbesar di dunia. Masyarakat pesisir merupakan ujung tombak sektor kelautan dan perikanan Indonesia, dengan sekitar 80% tangkapan makanan laut diproduksi oleh sektor perikanan skala kecil. Gangguan pada sektor kelautan dan perikanan akan berdampak terhadap jutaan mata pencaharian, ketahanan pangan, dan ekonomi Indonesia. COVID-19 bukanlah satu-satunya gangguan. Ke depan, akan ada banyak gangguan dan krisis lain, termasuk ancaman global perubahan iklim, di antaranya kenaikan muka air laut hingga 0,46 meter yang dapat menyebabkan hilangnya pulau-pulau dan tempat tinggal masyarakat pesisir serta degradasi terumbu karang hingga 99% yang dapat mengakibatkan hilangnya habitat ikan dan objek wisata, mengancam ketahanan pangan dan sumber mata pencaharian masyarakat pesisir. Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Sektor Kelautan dan Perikanan Pembatasan sosial skala besar yang diberlakukan di beberapa daerah untuk memutus rantai penyebaran virus telah mengganggu aktivitas produksi makanan laut, termasuk kegiatan melaut dan budi daya. Sebagai contoh, nelayan di Jakarta Utara tidak dapat melakukan aktivitas penangkapan ikan, sehingga berdampak pada pendapatan mereka. Selain dari sisi produksi, proses distribusi dan pemasaran makanan laut pun tersendat. Mayoritas pasar tradisional ditiadakan untuk menghindari interaksi tatap muka. Tutupnya rumah makan dan penginapan serta pembatasan sosial di negara tujuan ekspor berakibat pada turunnya permintaan komoditas makanan laut. Belum lagi sebagian besar komoditas hasil laut tidak bertahan lama, sehingga banyak yang terbuang. Dengan melimpahnya pasokan dan waktu simpan yang singkat, harga komoditas makanan laut turun hingga 50%, menurunkan penghasilan nelayan. Tidak hanya komoditas makanan laut, kegiatan wisata bahari juga terkena dampaknya. Bali sebagai salah satu destinasi wisata bahari utama di Indonesia mengalami penurunan pengunjung penginapan hingga 60-80%. Akibatnya, banyak pengusaha pariwisata skala kecil dan medium yang pendapatannya menurun tajam. Dengan memahami peran penting sektor kelautan dan perikanan terhadap pasokan pangan, pendapatan masyarakat, dan penopang perekonomian negara, sektor kelautan dan perikanan memerlukan sebuah transformasi sistem yang dapat menciptakan ketangguhan, terutama saat krisis terjadi. Pandemi ini memberikan kesempatan untuk memperbaiki sistem yang selama ini berjalan dan mengubahnya dengan pendekatan yang lebih keberlanjutan untuk membangun sektor kelautan dan perikanan yang lebih Tangguh Build Back Better. 1. Menurunkan emisi dari kegiatan kelautan dan perikanan Selain sebagai sumber emisi terbesar dalam kegiatan perikanan tangkap, bahan bakar minyak BBM juga mengeluarkan biaya operasional terbesar. Industri perikanan skala besar menghabiskan biaya hingga 60% dan nelayan tradisonal menghabiskan 30-50% biaya untuk BBM. Oleh karena itu, konsumsi BBM kapal dapat dikurangi, di antaranya dengan mengurangi kecepatan kapal, menjaga agar lambung serta baling-baling bebas dari kotoran bawah air, dan mengurangi waktu jelajah. Di wilayah tropis, konsumsi BBM dapat naik sebesar 7%/bulan jika lambung kapal tidak terjaga kebersihannya. Selain itu, pemasangan alat deteksi fishfinder dapat mengurangi waktu jelajah, sehingga mengurangi konsumsi BBM. Penggantian BBM dengan bahan bakar alternatif seperti gas alam cair, tenaga angin, dan energi matahari dapat juga dilakukan untuk mengurangi emisi. Pada tahun 2019, Kementerian Ristekdikti menguji pemasangan Converter Kit Diesel Dual Fuel’ untuk kapal diatas 30GT, yang memungkinkan penggabungan solar diesel dengan bahan bakar gas sehingga dapat menghemat bahan bakar hingga 35%. Selain itu, penggunaan panel surya sebagai energi penerangan ketika melaut telah diadopsi oleh nelayan di Pantai Utara Jawa. Prototipe mesin perahu motor tempel bertenaga matahari juga telah diujicobakan. 2. Insentif finansial untuk perbaikan tata kelola sumber daya pesisir Insentif fiskal dapat diberikan pada kawasan yang berhasil melakukan konservasi dan pengelolaan sumber daya pesisir secara berkelanjutan. Secara praktis, pemberian insentif dapat diberikan kepada kawasan konservasi perairan laut KKPL berdasarkan kriteria pada Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil E-KKP3K. Insentif ini dapat mendorong pengelola untuk kian memperbaiki pengelolaan kawasan sembari memberi suntikan dana bagi kawasan dan masyarakat yang telah mencapai kriteria pengelolaan tertentu. 3. Inovasi digital untuk membantu produksi dan distribusi makanan laut Selain itu, inovasi berupa pasar digital, yang berisi informasi mengenai jenis dan harga ikan, menjadi inovasi kunci untuk menyambungkan produsen/penjual dengan pembeli. Pasar digital tidak hanya memperluas jangkauan pasar tetapi juga mengurangi kehilangan dan pemborosan pangan akibat hasil tangkapan laut yang tidak bertahan lama. Kini, terdapat beberapa start-up digital yang menyambungkan ikan hasil tangkapan kepada konsumen melalui sebuah aplikasi, baik untuk pasar domestik yaitu menyambungkan langsung nelayan/pembudidaya lokal dengan konsumen di kota besar, maupun menyambungkan hasil tangkapan dengan pasar ekspor. 4. Menjadikan valuasi ekonomi sebagai instrumen pengelolaan ekosistem pesisir dan laut Ekosistem pesisir dan laut yang sehat adalah kunci bagi rantai makanan biota laut dan merupakan daya tarik pariwisata bahari. Valuasi ekonomi, atau menghitung nilai ekonomi atas jasa lingkungan ekosistem pesisir, dapat menjadi salah satu instrumen pengelolaan ekosistem pesisir dan laut. Contoh penerapannya secara praktis yaitu menggunakan valuasi untuk menentukan harga tiket masuk lokasi pariwisata bahari. Dengan memperhitungkan jasa lingkungan, pengelola dapat menentukan peningkatan tarif seperti yang diterapkan di taman nasional di Belanda serta dapat menentukan kuota pengunjung per suatu waktu. Selain itu, valuasi juga menghasilkan analisis biaya dan manfaat dalam evaluasi alokasi ruang pesisir dan menjadi masukan terhadap Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Ketangguhan pada sektor kelautan dan perikanan perlu dibentuk karena setiap gangguan yang terjadi berdampak pada jutaan mata pencaharian masyarakat, ketahanan pangan, dan ekonomi. Kita tidak boleh melewatkan kesempatan untuk mengarahkan pemulihan pascapandemi kepada pertumbuhan ekonomi, ketahanan pangan, serta pengelolaan laut dan sumberdayanya secara berkelanjutan.
bagaimanakah upaya pengembangan industri bioteknologi kelautan di indonesia